Selasa, 10 Februari 2009

Job Hunting : Langkah-Langkah Sebelum Menghadapi Wawancara Kerja (2)

Identifikasi kualifikasi yang sudah dimiliki saat ini
Jika sudah bisa menganalisa kebutuhan kompetensi di atas, sekarang saatnya mengenali diri sendiri, cari gap antara kompetensi yang disyaratkan dengan kualifikasi yang sudah anda miliki. Misalnya anda fresh graduate dari D3 Perpustakaan, belum pernah kerja, nggak ada pengalaman sama sekali, sementara persyaratan di atas minimal 3 tahun pengalaman di bidang yang sama. Berani nggak mengirimkan surat lamaran kerja? Ada triknya koq. Ayo kita urai satu persatu. Kompetensi teknis atau pengetahuan tentunya tidak perlu kita bahas lagi, sebagai alumnus D3 Perpustakaan diasumsikan pengetahuan sudah standar, apalagi jika IPK di atas 3,0 dari universitas ternama. Keahlian mendekorasi toko – khusus untuk display toko? Nah, mungkin ini belum anda miliki, tapi mungkin nggak sih mempelajari teori ini dalam waktu singkat? Let's say 2 minggu s/d 1 bulan, paling tidak sampai dengan anda diinterview? Mungkin sekalee. Caranya nggak perlu dikasih tahu dong, gunakan semua kreativitas dan resources yang anda punya. Kalau punya uang, bisa ambil kursusnya, tapi ingat, ini bukan syarat mutlak, masih ada internet, buku, dll, dsb.
Untuk kompetensi perilaku, jika anda belum punya pengalaman pengalaman kerja sama sekali memang agak sulit mempunyai kompetensi bernegosiasi, kepekaan bisnis maupun yang lain. Coba teliti pengalaman berorganisasi selama mahasiswa. Mungkin pernah menjabat sebagai bendahara, berhasil dalam tawar menawar dan memperoleh harga barang yang sangat murah untuk sebuah kegiatan seminar misalnya, nah, itu salah satu contoh kompetensi negosiasi.
Selain menganalisa hal diatas, evaluasilah perasaan anda terhadap pekerjaan ini, apakah terasa enak dan menyenangkan jika anda melakukan tugas-tugas sesuai dengan kompetensi dan persyaratan yang ada? Jika perasaan anda tidak nyaman, sebaiknya urungkan saja, itu artinya motivasi anda rendah untuk pekerjaan ini dan motivasi yang rendah tidak akan membuat kita nyaman saat bekerja.
Nggak ada pengalaman kerja dan berorganisasi yang bisa ditampilkan? Sewaktu mahasiswa rada kuper? Yah, dari pada menghabiskan uang untuk mengirimkan surat lamaran dengan kemungkinan sangat kecil untuk dipanggil, sebaiknya melirik pekerjaan lain untuk entry level yang tidak mensyaratan pengalaman kerja. Dalam iklan seringkali ditulis : fresh graduates also welcome to apply.
Buat Skenario Interview, Persiapkan Evidence Yap betul sekali, sebuah skenario. Saya ingat salah satu pekerjaan pertama saya di sebuah perusahaan transportasi terkemuka sebagai Tester Pengemudi Taksi. Setelah melakukan analisa terhadap pekerjaan tersebut, saya membuat skenario interview berikut pertanyaan-pertanyaan yang paling mungkin saya hadapi. 75 % pertanyaan sesuai dengan skenario, dan hasilnya saya sukses mendapatkan pekerjaan itu.
Beberapa situs internet menyediakan contoh-contoh pertanyaan. Tidak ada salahnya dibaca sebagai bahan informasi, tapi ingat, jangan sekali-kali mencontoh jawaban tersebut mentah-mentah tanpa diadaptasi dan disesuaikan dengan diri anda. Hasilnya akan fatal, interviewer akan menangkap keanehan atau inkonsistensi dari jawaban-jabawan anda, apalagi jika di cross check dengan hasil psikotest. Dan perlu diketahui, para interviewer juga meng-update situs-situs internet tersebut lho. Duh, ketahuan deh nyonteknya.
Dengan mengacu pada kompetensi yang sudah diidentifikasi di atas, persiapkan evidence atau bukti-bukti yang memperkuat bahwa anda memiliki semua kompetensi yang disyaratkan tersebut. Contohnya kompetensi negosiasi dimana anda sukses menegosiasikan dan mendapatkan harga barang yang sangat murah untuk kegiatan seminar semasa mahasiswa. Atau anda tetap mampu bersikap obyektif dan bekerja sama dengan salah seorang rekan meski saat itu anda tengah terlibat konflik pribadi dengannya. Pastikan bahwa evidence yang anda miliki usianya tidak lebih dari 2-3 tahun. Kalau sudah terlalu lama dianggap sudah tidak signifikan dan tidak relevan dengan kompetensi anda sekarang.
Persiapkan pula jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi, baik mengenai keluarga, teman-teman, hobi atau nilai-nilai hidup yang anda yakini. Fokuskan cerita pada kelebihan atau kebaikan mereka, jika ada hal-hal yang membuat anda merasa tidak puas atau mengecewakan dengan orang-orang ini, ambil hikmah atau pelajaran hidup dan sikapi secara dewasa, Tidak ada manusia yang sempurna. Bersikaplah diplomatis dan hindari jawaban yang melodramatis, tetap menjunjung tinggi integritas pribadi dengan bersikap jujur atas jawaban anda.
Kenali Perusahaan yang dituju Mengenali dan memahami perusahaan tempat anda ingin bergabung merupakan salah satu hal yang penting dilakukan. Kata orang tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak betah. Informasi bisa anda peroleh dari manapun, situs resmi perusahaan, berita di media massa dan internet, bulletin atau majalah internal perusahaan, rekan yang sudah bekerja disana, ikatan alumni, banyak deh caranya. Salah satu pertanyaan yang paling sering dilontarkan oleh interviewer adalah : “apa yang anda ketahui tentang perusahaan ini?” Perlihatkan bahwa anda memiliki pengetahuan yang cukup terutama jika perusahaan ini mencapai suatu prestasi. Pengetahuan ini juga akan mendemonstrasikan seberapa jauh anda merasa tertarik dan ingin bekerja di perusahaan ini.
Saat menggali informasi cobalah mencari : sejarah perusahaan, produk atau servis yang dihasilkan, kompetitor, tantangan dan peluang yang mungkin dihadapi perusahaan saat ini. Selain itu, upayakan untuk selalu update dengan berita dan informasi lainnya karena interviewer tentunya mengharapkan anda cukup familiar dengan issue-issue atau permasalahan yang aktual.
Kenali Interviewer Anda Beda interviewer maka akan berbeda hal-hal yang mungkin ditanyakan pada anda. Saat menerima panggilan interview, sebaiknya tanyakan anda akan bertemu dengan siapa dan jabatannya. Jika pihak user, pertanyaan akan lebih banyak seputar hal-hal teknis pekerjaan, pengalaman kerja sebelumnya, serta aspek-aspek pribadi. Jika dengan HRD atau psikolog, bisa jadi yang akan digali lebih pada aspek kompetensi, motivasi anda dalam bekerja serta kepribadian Anda. Walaupun sama-sama menggali pengalaman anda sebagai salesman, mungkin pihak user akan lebih teknis, misalnya pencapaian target penjualan, strategi, pemetaan wilayah, hambatan dll. Sebaliknya HRD atau Psikolog akan lebih menggali aspek hubungan dengan pelanggan, bagaimana mengatasi komplain pelanggan, karakteristik pelanggan dan bagaimana menghadapi tuntutan pelanggan yang beraneka ragam, atau apa yang terpikirkan atau dirasakan ketika menghadapi pelanggan yang sangat sulit dan pemarah. Namun semua ini kembali pada keterampilan pihak interviewer sendiri dalam melakukan wawancara.
Penampilan itu Penting Saat wawancara, penampilan sangat berpengaruh disini karena pewawancara kan tidak mengenal pribadi anda secara mendalam. Pilih pakaian secara cermat, busana kerja standar (coba lihat artikel saya mengenai busana kerja). Perhatikan juga kebersihan kuku dan sepatu anda serta pastikan tubuh anda berbau segar – saya tidak bilang wangi lho ya, karena sensitivitas orang terhadap parfum berbeda-beda. Selain penampilan fisik, kepercayaan diri ditambah dengan semangat dan kemauan bekerja keras akan sangat membantu meningkatkan kualitas anda di mata interviewer. Nah, selamat mencoba !

0 komentar:

Posting Komentar

 
Mitra Inspira Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template