Sabtu, 23 Januari 2010

TUHAN MENGABULKAN PRASANGKA HAMBANYA

By Irawan HR Alkisah, seorrang penggembara mendekati sebuah kota yang asing baginya. Dalam perjalanan mendekati kota itu sang pengembara bertanya pada orang yang dia jumpai di jalan seraya menanyakan bagaimana keamanan di kota yang akan dia kunjungi. Dia mendapat jawaban bahwa keamanan di kota itu sangat rawan, penuh dengan kejahatan. Setelah mendapat jawaban itu sang penggembara melanjutkan perjalanan menuju kota itu dengan penuh kekuatiran. Dan benar rupanya kekuatiran itu menjadi kenyataan, akhirnya dia mengalami berbagai masalah keamanan di kota itu.
Seorang pengembara lain sedang menuju kota yang sama dan bertanya pada orang yang kebetulan di jumpainya. Dia mendapat jawaban bahwa kota itu sangat aman, peduduknya baik dan suka menolong. Setelah pengembara tersebut memasuki kota itu ternyata yang di dengarnya mamang benar. Dia mendapatkan banyak kemudahan dan bantuan dari penduduk kota yang baik itu. Membaca cerita diatas apa yang Anda pikirkan? Mungkin Anda berfikir “Ah itu kan hanya cerita karangan saja” , “ Mana mungkin sebuah kota dengan 2 kondisi yang berbeda” , dan pikiran-pikiran kritis lainnya. Oke Lah Kalo Beg Beg Begitu ….. Saya akan jelaskan mengapa saya menceritakan hal ini kepada Anda. Menurut saya cerita itu sangat mendekati realitas dalam hidup kita sehari-hari dan sangat mungkin dialami siapa saja. Umpama Anda akan datang ke Jakarta dan “berfikir” Jakarta adalah tempat yang kejam, penuh pencopet dan penjahat maka tiba-tiba Anda akan “dibawa” pada kondisi tersebut. Demikian sebaliknya. Mungkin Anda akan langsung ber komentar “ Lha kalau begitu saya tinggal “berfikir” yang baik-baik saja nanti saya akan mengalami nasib baik, gampang dong!” Anda betul tapi kurang lengkap, maksud saya Anda harus “berfikir” yang baik-baik saja (berfikir positif) tapi Anda harus juga “merasa” positif untuk bisa mendapatkan hal-hal yang baik itu. Pertanyaan selanjutnya adalah apa bedanya ”berfikir positif” dan “merasa positif”? Untuk mudahnya, berfikir positif bisa dijelaskan “pikiran yang muncul adalah pikiran yang positif” sedangkan “merasa positif” adalah “perasaan senang, tenang, nyaman dan bahagianyang kita rasakan dalam hati kita”. Anda mungkin sudah membaca artikel tentang “Hidup ini bagaikan makan di restoran 1 & 2”. Disitu saya jelaskan bahwa manusia berfikir dan merasakan perasaan lebih dari 60.000 kali sehari dan sebagian besar adalah negatif. Itulah yang saya maksud. Jadi kalo Anda berhasil mengendalikan pikiran dan perasaan Anda kearah yang positif maka Anda akan “dibawa” kepada kemudahan hidup. “Dibawa”? dibawa oleh siapa? Silahkan simak artikel saya selanjutnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Mitra Inspira Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template